Warning: session_start(): open(/home/beritasoreid/public_html/src/var/sessions/sess_28b7cc414158b1bfbaf621313269951c, O_RDWR) failed: No space left on device (28) in /home/beritasoreid/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/beritasoreid/public_html/src/var/sessions) in /home/beritasoreid/public_html/src/bootstrap.php on line 59
Spirit Pengabdian dan Melayani Wayan Koster - Kabarsore

Spirit Pengabdian dan Melayani Wayan Koster

12 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
Bagi Dr Ir Wayan Koster MM yang Gubernur Bali periode 2018-2023 ini, di periode kedua kepemimpinannya nanti adalah kesempatannya untuk melanjutkan kembali visi kepemimpinan ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’. Menurut Sosiolog, Budayawan dan Pemerhati Media, Ngurah Sigit dalam visi kepemimpinan ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali’, Koster menghidupkan kembali nilai-nilai lokal yang nyaris pudar di tengah derasnya arus globalisasi. 

Politisi senior asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini memahami bahwa kehidupan bukan hanya tentang keberlanjutan fisik, tetapi juga spiritual, sebuah keseimbangan yang tercermin dari upayanya melestarikan budaya, adat, dan lingkungan Bali.

“Dalam filosofi mata air, mengalir berarti menghidupkan. Melalui kebijakan-kebijakan yang berpihak pada rakyat, Koster menghidupkan kembali harapan masyarakat Bali. Ia tidak hanya membangun infrastruktur yang megah, tetapi juga menjaga agar setiap pembangunan itu selaras dengan alam dan budaya,” ujar Ngurah Sigit dalam analisisnya terhadap kepemimpinan Gubernur Bali terpilih periode 2025-2030 Wayan Koster. 

Bagi Koster, modernisasi tidak boleh mengorbankan jiwa masyarakat Bali, melainkan harus menjadi jembatan yang menghubungkan tradisi dengan masa depan. Seperti mata air yang terus-menerus memberi, kepemimpinannya adalah sebuah perjalanan tanpa akhir untuk menghadirkan kesejahteraan bagi semua. Koster tidak sekadar memimpin, ia melayani. Dalam melayani, ia memosisikan dirinya bukan sebagai penguasa, tetapi sebagai bagian dari masyarakat yang ia cintai. 

Filosofi mata air mengajarkannya bahwa keberadaan seorang pemimpin hanya berarti jika ia dapat menjadi pelayan bagi rakyatnya. Oleh karena itu, setiap kebijakannya, mulai dari pelestarian aksara Bali hingga pemberdayaan ekonomi lokal, lahir dari pemahaman mendalam tentang kebutuhan masyarakat. “Seperti mata air yang memberikan kehidupan bagi siapa saja yang mendekat, kepemimpinannya menjangkau semua lapisan, tanpa pilih kasih,” ungkap Ngurah Sigit.

Di balik setiap tindakannya, ada semangat spiritual yang kuat. Koster percaya bahwa pemimpin harus menjadi penjaga harmoni, tidak hanya antara manusia dan alam, tetapi juga antara dunia material dan spiritual. Ia merawat warisan leluhur Bali dengan cinta yang tulus, memastikan bahwa tradisi yang telah mengakar selama berabad-abad tetap hidup di tengah perubahan zaman. Filosofi ini membuatnya tidak hanya dihormati sebagai pemimpin, tetapi juga sebagai penjaga jiwa Bali.

Mata air juga melambangkan kesabaran, sebuah sifat yang terlihat dalam cara Koster menghadapi berbagai tantangan. Ketika pandemi melanda, ia tidak tergesa-gesa, tetapi dengan tekun memastikan bahwa setiap langkah yang diambil mampu memberikan perlindungan terbaik bagi masyarakat. Seperti mata air yang tenang, ia menghadirkan ketenangan di tengah kegelisahan, membangun kepercayaan bahwa semua akan baik-baik saja selama ada kerja keras dan niat yang tulus. Ngurah Sigit menambahkan, Koster adalah manifestasi dari filosofi mata air itu sendiri. 

Ia adalah seorang pemimpin yang tidak pernah berhenti mengalir, yang kehadirannya membawa kesejukan dan manfaat bagi semua. Dalam setiap kebijakannya, terkandung pesan mendalam tentang pengabdian tanpa batas, tentang pelayanan yang tulus, dan tentang cinta yang tak lekang oleh waktu kepada tanah kelahirannya. Bali, di tangannya, tidak hanya hidup, tetapi juga bersemi, menjadi sebuah harmoni yang indah antara tradisi dan kemajuan. “Seperti mata air yang tak pernah kering, semangat pengabdian Koster akan terus mengalir, memberi kehidupan bagi generasi yang akan datang,” imbuh Ngurah Sigit. 7
Read Entire Article