Ogoh-Ogoh Kolosal Kembali Digagas ST Yowana Padma Citta Banjar Bengkel

Kadek Andika, selaku panitia ogoh-ogoh tahun 2025, mengungkapkan bahwa pengerjaan dimulai dari tahapan nuasen, membuat sketsa, menentukan rancangan, hingga proses pengelasan besi dan pengerjaan ulatan kasar. Empat tokoh yang ditonjolkan meliputi dua manusia, satu raksasa, dan satu binatang.

"Pengerjaan ogoh-ogoh ini kami rancang dengan konstruksi permanen, karena itu kami kembali memilih Taman Budaya Art Center sebagai tempat pembuatannya. Mengingat lokasi Banjar kami yang kecil, tempat ini menjadi solusi ideal. Kami juga pernah membuat ogoh-ogoh besar di Art Center pada 2012, 2014, dan 2015, salah satunya ogoh-ogoh Celuluk yang sempat viral," ujar Kadek Andika.

Meskipun begitu, pembuatan ogoh-ogoh di ruang terbuka tidak terlepas dari tantangan. "Musim hujan dan angin kencang menjadi hambatan yang cukup berat bagi kami," tambahnya.

Andika juga menyinggung soal adanya kompetisi "tarung bebas" dalam parade ogoh-ogoh tahun ini. Ia menyambut baik kesempatan itu sebagai ajang unjuk karya sekaligus evaluasi untuk perbaikan ke depannya.

Hingga saat ini, konsep keseluruhan dari ogoh-ogoh yang digarap masih terus dikembangkan. "Anggaran biaya belum dapat dipastikan sepenuhnya, tetapi sudah sekitar Rp8–10 juta yang kami keluarkan untuk pengerjaan 30 persen ini," ungkap Andika.

Melalui upaya ini, ST Yowana Padma Citta berharap dapat menginspirasi generasi muda di Bali, khususnya di Denpasar, untuk terus melestarikan seni tradisional ogoh-ogoh. "Semoga Sekaa Teruna di Bali semakin kompak dan kreatif dalam menampilkan karya-karya yang membanggakan," pungkasnya. *m03