Ketua PHDI Bali Berduka, Sang Ayahanda Ida Pandita Mpu Nabe Dhaksa Mertha Yoga Berpulang

4 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
Ida Pandita lebar (wafat) pukul 07.30 WITA ketika tengah dirawat di RSUP Prof Ngoerah. Kenak menuturkan bahwa ayahandanya memiliki riwayat penyakit kanker, di samping faktor usia yang sudah senja yakni 84 tahun.

“Ida meninggalkan seorang istri, enam anak, 13 cucu, dan lima cicit,” tutur Kenak ketika dihubungi NusaBali.com, Rabu (22/1/2025).

Sabha Pandita Mahagotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) Pusat mengadakan paruman di Geria Beraban selama dua hari sampai, Selasa (21/2/2025). Paruman ini untuk menyusun dan merencanakan rangkaian upacara palebon sang sulinggih.

“Semoga dilancarkan, upacara palebon nanti tanggal 4 Februari 2025, Anggara Pahing Watugunung, pukul 12.00 WITA,” ungkap Kenak yang juga Ketua Umum MGPSSR Pusat ini.

Sebelum itu, upacara ngalelet layon (membukus jenazah) akan dilaksanakan pada Anggara Kliwon Dukut, Selasa (28/1/2025) sore. Kemudian, lda Pandita akan dipersembahkan tarpana saji selama enam hari sampai H-1 palebon yakni Senin (3/2/2025).

Palebon akan dilaksanakan di Tegal Suci milik Banjar (Beraban, Desa Adat Adat Denpasar) di Simpang Enam (Jalan Teuku Umar),” jelas Kenak.

Rangkaian upacara palebon Ida Pandita Mpu Nabe Dhaksa Mertha Yoga yang pernah menjabat Ketua Sabha Pandita MGPSSR Pusat ini akan dipimpin puluhan Pandita Mpu dari berbagai geria di Bali.

Sepeninggal Ida Pandita, Kenak mengenang ayahanda sebagai sosok yang disiplin. Kedisiplinan ini ditunjukkan sang sulinggih melalui komitmen terhadap ketepatan waktu atau janji dengan umat yang menggelar upacara.

Ida Pandita juga dikenal sebagai tokoh pelestari kebudayaan Bali, terutama dalam bidang sastra. Wafatnya Ida Pandita yang saat walaka pernah menjadi kelian adat dan pekaseh ini menjadi suatu kehilangan bagi masyarakat Hindu, khususnya warga Pasek di seluruh negeri. *rat
Read Entire Article