Warning: session_start(): open(/home/beritasoreid/public_html/src/var/sessions/sess_0b213b8e893d3ad458e313f8a6e80778, O_RDWR) failed: No space left on device (28) in /home/beritasoreid/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/beritasoreid/public_html/src/var/sessions) in /home/beritasoreid/public_html/src/bootstrap.php on line 59
Jaga Stabilitas Harga Ikan, Menteri Trenggono akan Kembangkan Distribusi ke Sentra Konsumen - Kabarsore

Jaga Stabilitas Harga Ikan, Menteri Trenggono akan Kembangkan Distribusi ke Sentra Konsumen

16 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menuturkan, penumpukan ikan di pusat-pusat produksi turut mengganggu stabilitas harga ikan. Karenanya, distribusi yang memadai akan dilakukan KKP untuk menjaga harga ikan.

"Sekarang kan banyak sekali terjadi penumpukan-penumpukan di pusat produksi, sementara distribusinya itu hanya di satu titik, misalnya Muara Baru dan lain sebagainya. Nanti ke depan kita akan kembangkan juga langsung ke sentra-sentra customer, sentra-sentra konsumen. Nah ini yang kita sedang pelajari," kata Trenggono kepada wartawan di Cold Storage Pelabuhan Perikanan (PP) Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, seperti dilansir detikcom, Kamis (26/12).

Langkah kedua, Trenggono mengaku akan bersinergi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk memasok produk ikan. Ia menuturkan, ke depan BGN akan membangun sekitar 30 sentra dapur di tiap-tiap daerah. Dalam sehari, tutur Trenggono, satu sentra dapur akan memproduksi 3 ribu porsi untuk kebutuhan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

"Jadi ini kalau kita bicara kebutuhan protein, yang paling murah dan protein yang paling tinggi, mulainya ya dari ikan dibandingkan dengan hewan," ungkapnya.

Dibandingkan daging hewan ternak lainnya, tutur Trenggono, kandungan protein produk perikanan tidak kalah tingginya. Ia juga menyebut produk ikan juga bisa menjadi olahan dengan kandungan omega 3 dan 6 untuk memenuhi kebutuhan gizi MBG.

"Tidak harus dalam bentuk ikan begitu, tapi kita bisa olah menjadi satu produk olahan ikan yang bagus, yang nilai proteinnya ada omega 3, omega 6, yang tinggi sekali untuk kepentingan kebutuhan protein nasional," tutupnya.

Sementara itu, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Budi Sulistiyo mengatakan, ketersediaan ikan melalui produksi dalam negeri pada bulan Desember 2024 diperkirakan sebesar 1,22 juta ton, atau meningkat 5,39% dibandingkan bulan November 2024.

Hal ini berdasarkan estimasi produksi perikanan tangkap dan perikanan budi daya dengan memperhatikan pola musim penangkapan dan pola produksi budi daya.

"Jadi bisa kami pastikan bahwa stok ikan sampai akhir tahun nanti aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," jelas Budi dalam keterangan resmi, Kamis (26/12/2024).

Dia menjelaskan data estimasi tersebut didapat dari hasil koordinasi dengan 38 Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi seluruh Indonesia baru-baru ini. Pemerintah, kata dia, baik pusat maupun daerah berkomitmen untuk bersama-sama memastikan distribusi ikan di seluruh wilayah Indonesia berjalan lancar tanpa hambatan, sehingga kebutuhan protein ikan masyarakat dapat terpenuhi.

Adapun preferensi jenis ikan segar yang diprediksi permintaannya akan meningkat adalah nila, udang, bandeng, cumi-cumi, kakap, kerapu, dan cakalang. Sedangkan untuk produk olahan beku seperti bakso ikan, dumpling, chikuwa, crabstick kemudian bandeng presto, dan ikan kaleng.

Hanya beberapa ikan yang akan mengalami sedikit kenaikan harga dengan besaran kenaikan antara 3-7%, di antaranya ikan nila dari semula berkisar Rp 32.000 saat bulan November, menjadi Rp 33.600 di bulan Desember. Begitu juga udang semula di harga rata-rata Rp 77.770 menjadi Rp 80.385.

"Secara umum, kenaikan harga tersebut masih dalam batas wajar, karena adanya kenaikan permintaan konsumen disertai siklus tahunan di setiap Natal dan Tahun Baru terutama ikan-ikan yang diminati," terang Budi. 7
Read Entire Article